Perdebatan tentang penggunaan mariyuana medis belum selesai. Di beberapa negara, mariyuana medis dapat dibeli secara legal, dan di tempat lain hukum tidak mengizinkannya. Nilai obat yang terkait dengan penggunaan ganja jauh melebihi efek negatif yang terkait dengan penggunaannya. Namun, tidak semua orang yakin bahwa mariyuana medis harus tersedia. Masih ada negara di mana masih ada perdebatan tentang legalisasi ganja medis.
Sekitar 5.000 tahun yang lalu, ganja digunakan di Cina untuk mengobati asam urat, malaria, dan rematik. Penggunaan ganja kuratif telah menyebar ke seluruh Asia ke India, di mana telah digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan stres.
Ganja medis dapat digunakan dalam beberapa bentuk seperti merokok, inhalasi atau menelan. Ganja mengandung sekitar 60 zat aktif yang merupakan sumber sifat terapeutik. Penelitian telah menunjukkan bahwa mariyuana medis juga mengurangi kram otot dan gejala kekakuan otot lainnya.
Selain mengurangi rasa sakit, mariyuana merangsang nafsu makan pada pasien yang menderita nafsu makan karena kondisi kesehatan atau efek samping yang disebabkan oleh obat-obatan. Ganja medis direkomendasikan untuk pasien yang menjalani kemoterapi, karena perawatan ini biasanya mengurangi nafsu makan pasien.
Meskipun ganja bekerja baik pada banyak penyakit, jelas bahwa penggunaannya dapat menyebabkan berbagai efek samping. Ganja medis dapat memengaruhi pemikiran dan kemampuan berpikir logis Anda. Seseorang yang diobati dengan mariyuana medis dapat kehilangan kemampuan untuk menilai situasi secara objektif.
Di negara-negara di mana ganja medis adalah legal, orang yang ingin membelinya harus memiliki diagnosis dari dokter yang memutuskan untuk menggunakan ganja medis sebagai obat untuk kondisi tersebut.
Ganja medis efektif dan meredakan banyak orang. Namun, seperti produk lainnya, penyalahgunaan zat ini dapat membahayakan kesehatan Anda.